Selasa, 04 Desember 2012

Jurnalistik On Line



MAKALAH
DIFUSI INOVASI KOMUNIKASI KESEHATAN
DI PUSKESMAS

Makalah ini disusun guna memenuhi
Tugas Mata Kuliah Jurnalistik On Line

Dosen Pengampu :  Merry Fridha Tri Palupi, S.Sos., Msi



 

Oleh:
MOH. WAFA JAUHARI
( 11105540030 )


PRODI ILMU KOMUNIKASI
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN POLITIK
UNIVERSITAS ISLAM BALITAR
B L I T A R
2012


KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat-Nya. Penyusun dapat menyelesaikan tugas mata kuliah Jurnalistik On Line yang berjudul ” Difusi Inovasi Komunikasi Kesehatan di Puskesmas”
    Dalam Penyusunan tugas  ini, penulis telah mendapat bimbingan, arahan dan bantuan dari berbagai pihak secara langsung maupun tidak langsung. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada:  
           1.      Ibu Merry Fridha Tri Palupi, S.Sos., Msi
  1. Semua pihak yang secara langsung maupun tidak langsung telah membantu dalam penyusunan tugas ini.
Penyusun menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang bersifat membangun sangat penyusun harapkan demi kesempurnaan makalah ini.


Blitar, Desember 2012

Penyusun



DAFTAR ISI


HALAMAN JUDUL  ...........................................................................................................
KATA PENGANTAR  .........................................................................................................
DAFTAR ISI  ........................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN  ....................................................................................................
1.1.Latar Belakang ......................................................................................................
1.2.Rumusan Masalah...................................................................................................
1.3.Tujuan   .................................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN  ....................................................................................................
2.1.     Sejarah teori Difusi Inovasi .................................................................................
2.2.     Pemikir dan Buah Pikirannya ..............................................................................
2.3.     Tahapan Peristiwa Yang Menciptakan Peristiwa Difusi.........................................
2.4.     Difusi Inovasi Puskesmas di Indonesia.................................................................
BAB III PENUTUP .............................................................................................................
3.1.Kesimpulan...........................................................................................................
3.2. Saran  ..................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA ...........................................................................................................




BAB I
PENDAHULUAN


1.1    Latar Belakang
Manusia pada umumnya adalah bersifat aktif  yang dilakukuan secara sadar untuk mengembangkan dirinya kearah yang lebih baik. Segala bentuk perubahan pada diri manusia baik secara individu maupun kelompok dapat diamati dari perubahan-perubahan perilakunya. Proses perkembangan manusia sebagian ditentukan oleh kehendak sendiri dan sebagian di tentukan oleh alam atau lingkungan sekitarnya. Difusi Inovasi pada dasarnya menjelaskan proses bagaimana suatu inovasi disampaikan (dikomunikasikan) melalui saluran-saluran tertentu sepanjang waktu kepada sekelompok anggota dari sistem sosial di masyarakat.

1.2. Rumusan Masalah
1.      Sejak kapan difusi inovasi itu dimulai?
2.      Siapasajakah pemikir dan apa hasil pikirannya?
3.      Apa saja tahap peristiwa yang menciptakan peristiwa difusi?
4.      Adakah difusi inovasi puskesmas di Indonesia?

1.3. Tujuan
1.         Dengan adanya difusi inovasi kesehatan masyarakat akan lebih nyaman
2.         Dapat memperbaiki taraf hidup masyarakat
3.         Memudahkan masyarakat sekitar.


BAB II
PEMBAHASAN

2.1.   Sejarah teori Difusi Inovasi
Teori Difusi Inovasi ini dimulai pada awal abad ke-20, tepatnya tahun 1903, ketika seorang sosiolog Perancis, Gabriel Tarde, memperkenalkan Kurva Difusi berbentuk S (S-shaped Diffusion Curve). Kurva ini pada dasarnya menggambarkan bagaimana suatu inovasi diadopsi seseorang atau sekolompok orang dilihat dari dimensi waktu. Pada kurva ini ada dua sumbu dimana sumbu yang satu menggambarkan tingkat adopsi dan sumbu yang lainnya menggambarkan dimensi waktu.

2.2.Pemikir dan Buah Pikirannya
Rogers (1961) dalam Mulyana S. (2009) mendefinisikan Inovasi sebagai, suatu bentuk komunikasi yang bersifat khusus berkaitan dengan penyebaran pesan-pesan yang berupa gagasan baru.Selanjutnya, definisidifusi menyangkut “which is the spread of a new idea from its source of invention or creation to its ultimate users or adopters.” 
Parker (1974), mendefinisikan difusi sebagai suatu proses yang berperan memberi nilai tambah pada fungsi produksi atau proses ekonomi. Difusi merupakan suatu tahapan dalam proses perubahan teknik (technical change). Menurutnya difusi merupakan suatu tahapan dimana keuntungan dari suatu inovasi berlaku umum. Dari inovator, inovasi diteruskan melalui pengguna lain hingga akhirnya menjadi hal yang biasa dan diterima sebagai bagian dari kegiatan produktif.
Bryce Ryan dan Neal Gross, pada tahun 1940 dua orang sosiolog,  mempublikasikan hasil penelitian difusi tentang jagung hibrida pada para petani di Iowa, Amerika Serikat. Hasil penelitian ini memperbarui sekaligus menegaskan tentang difusi inovasimodel kurva S. Salah satu kesimpulan penelitian Ryan dan Gross menyatakan bahwa “The rate of adoption of the agricultural innovation followed an S-shaped normal curve when plotted on a cumulative basis over time.”

2.3.  Tahapan Peristiwa Yang Menciptakan Peristiwa Difusi
            A.  Mempelajari inovasi
Tahapan ini merupakan awal ketika masyarakat mulai melihat dan mengamati inovasi baru dari berbagai sumber, khususnya media massa. Pengadopsian awal biasanya merupakan orang-orang yang rajin membaca koran dan menonton televisi, sehingga mereka bisa menangkap inovasi baru yang ada. Jika sebuah inovasi dianggap sulit dimengerti dan sulit diaplikasikan, maka hal itu tidak akan diadopsi dengan cepat oleh mereka, lain halnya jika yang dianggapnya baru merupakan hal mudah, maka mereka akan lebih cepat mengadopsinya. Beberapa jenis inovasi bahkan harus disosialisasikan melalui komunikasi inerpersonal dan kedekatan secara fisik.

            B.     Pengadopsian
Dalam tahap ini masyarakat mulai menggunakan inovasi yang mereka pelajari. Diadopsi atau tidaknya sebuah inovasi oleh masyarakat ditentukan juga oleh beberapa faktor. Riset membuktikan bahwa semakin besar keuntungan yang didapat, semakin tinggi dorongan untuk mengadopsi perilaku tertentu. Adopsi inovasi juga dipengaruhi oleh keyakinan terhadap kemampuan seseorang. Sebelum seseorang memutuskan untuk mencoba hal baru, orang tersebut biasanya bertanya pada diri sendiri, apakah mereka mampu melakukannya? Maka mereka akan cenderung mengadopsi inovasi tersebut. Selain itiu, dorongan status juga menjadi faktor motivasional yang kuat dalam mengadopsi inovasi.

           C.     Pengembangan jaringan sosial
Seseorang yang telah mengadopsi sebuah inovasi akan menyebarkan inovasi tersebut kepada jaringan sosial di sekitarnya, sehingga sebuah inovasi bisa secara luas diadopsi oleh masyarakat. Divusi sebuah inovasi tidak lepas dari proses penyampaian dari satu individu lain melalui hubungan sosial yang mereka miliki. Riset menunjukkan bahwa sebuah kelompok yang solid dan dekat satu sama lain mengadopsi inovasi melalui kelompoknya. Dalam proses asopsi inovasi, komunikasi melalui saluran media massa lebih cepat menyadaran masyarakat mengenai penyebaran inovasi baru dibanding saluran komunikasi interpersonal. Komunikasi interpersonal mempengaruhi manusia untuk mengadopsi inovasi yang sebelumnya telah diperkenalkan oleh media massa.

2.4. Difusi Inovasi Puskesmas di Indonesia
Di Indonesia kini sudah mulai terjadi sedikit perubahan dalam bidang kesehatan, misalnya saja di puskesmas yang didalamnya disesaki oleh SDM berkualitas  yang tak hanya unggul secara kuantitas, tetapi juga dipenuhi energi positif, berjiwa muda, berani (tapi tak sampai nekat) akhirnya kembali mendahului para sejawatnya sesama Puskesmas di kawasan kabupaten sehat Rejang Lebong Propinsi Bengkulu, meluncurkan sebuah program inovatif penuh daya imajinasi, yang merupakan bukti kreatifitas tak terbendung dari para penghuni yang ada didalamnya dalam memberikan pelayanan yang maksimal kepada para klien yang berada diwilayah kerjanya dengan memanfaatkan semua keunggulan fasilitas yang dimiliki, walau sebenarnya semua fasilitas itu tidaklah lebih baik dari yang dimiliki Puskesmas lainnya.
Satu-satunya Puskesmas yang sejak berdirinya belum pernah mendapat peralatan TI baik dari dinkes Kabupaten maupun Propinsi. Harapannya, bagaimana para klien itu dapat memiliki akses dan mendapat kemudahan saat membutuhkan pelayanan kesehatan, bahkan mereka dapat menikmati pelayanan kesehatan Puskesmas Sambirejo di ruang paling pribadi dirumah-rumah mereka, tentu tetap dengan keramahan khas Puskesmas Sambirejo seperti yang biasa mereka dapatkan jika mereka berkunjung langsung ke Puskemas Sambirejo. Melalui Program Call Me, Puskesmas Sambirejo menyediakan pelayanan konsultasi masalah-masalah yang berkenaan dengan masalah kesehatan seperti Gizi, Kesehatan Lingkungan maupun Kesehatan Remaja, dari rumah atau dari manapun para klien berada, melalui sms dan telpon pada nomor-nomor yang telah ditentukan dijam dinas. Yang lebih mendebarkan lagi, melalui program ini, Puskesmas Sambirejo kedepan dapat melayani panggilan kerumah pada jam dinas di wilayah kerjanya. Selain itu, di kota Kupang salah satu upaya yang dilakukan oleh Puskesmas Pasir Panjang  untuk memberikan pelayanan yang Prima kepada pengguna layanannya adalah mereformasi diri dengan menjalankan paket kegiatan Reformasi Puskesmas yang didukung oleh AIPMNH – AUSAID.  Merupakan Inovasi dalam kegiatan Reformasi Puskesmas di Puskesmas Pasir Panjang adalah menyediakan Pojok Ramah Anak, dimana di pojok ramah anak tersebut disediakan khusus bagi anak-anak yang datang ke Puskesmas untuk bermain. Di pojok ini disediakan karpet dan alat permainan anak yang bisa digunakan anak-anak sambil menunggu giliran mendapatkan pelayanan. Pojok Ramah Anak ini juga ditata dengan poster dan pajangan yang  membuat anak-anak betah untuk bermain di pojok tersebut. Setelah selesai kegiatan pelayanan pojok ini akan dirapikan oleh staf Puskesmas.


BAB III
PENUTUP

3.1. Kesimpulan
Inovasi adalah sesuatu yang dipersepsi oleh konsumen sebagai sesuatu yang baru. Inovasi ternyata tidak mudah diterima oleh system sosial yang menjadi sasaran pemasaran.
Penerimaan suatu inovasi dalam sistem tertentu disebut difusi. Indonesia sekarang juga sudah mengalami perubahan-perubahan, yang semisal terjadi di puskesmas  daerah Kabupaten Rejang Lebong dan juga Pasir Panjang di daerah Kupang. Puskesmas ini telah menciptakan pelayanan yang berbeda dengan puskesmas lain di Indonesia.

3.2.  Saran
Masyarakat atau lembaga pemerintahan akan lebih mudah melakukan inovasi bila difusi yang diberikan sudah tepat dan ada kemauan untuk melakukan inovasi tersebut. 

DAFTAR PUSTAKA

Nasution, Z. 2004. Komunikasi Pembangunan. Pengenalan Teori dan Penerapannya. Rajawali Pers. Jakarta.
Nurudin. 2005. Sistem Komunikasi Indonesia. Rajawali Pers. Jakarta.
Rogers, E. M. 2003, Diffusion of Innovations: Fifth Edition. Free Press. New York.
Akhmad Sudrajat, 2008. Difusi Inovasi. Let ’s Talk About Educational. File : //F:IDifusi Inovasi.
Dinas Kesehatan Prop.Jatim ,Buku Kesehatan, 2008.Dinkes Jatim
Alam Setiadi, 2008. Difusi Inovasi. File ://F:1 Difusi Inovasi Alam Setiadi 08’s Weblog. htm.
Wibowo, Sigit, (2011 ). Difusi Dan Inovasi Pembelajaran, Bahan   Kajian  Perkuliahan, Jakarta, UIA.
Notoatmodjo, S . 2005, Metodologi Penelitian Kesehatan, (edisi revisi), Penerbit Rineka Cipta, Jakarta.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar