TIPS BAGI
AGAN-AGAN YANG INGIN BUDIDAYA
LELE
SANGKURIANG
Sebelum
mulai belajar budidaya lele sangkuriang kita kenalan dulu yuk sama “si lele” yang
akan kita bahas pada kali ini. J
Secara umum
morfologi ikan lele sangkuriang tidak memiliki banyak perbedaan dengan lele
dumbo yang selama ini banyak dibudidayakan. Hal tersebut dikarenakan lele
sangkuriang sendiri merupakan hasil silang dari induk lele dumbo. Kalo menurut
pengalaman saya selama ini yang saya lihat dari bentuk fisik perbedaannya terletak
pada bentuk tubuh yang agak besar sehingga kepalanya ya….. terlihat kecil,
sehingga banyak orang bilang lele ini termasuk lele yang tidak besar kepala
(nggak sombong) kwkwkwkwkwkwkk………..!!.
Nah…. sekarang
mari kita belajar mulai dari memilih induk, untuk pemilihan induk yang akan
dipijah atau disilangkan, kalau orang desa seperti saya ini yang nyebutinnya
“dikawekne”, hehehehee…… untuk ciri-ciri induk yang siap dipijah untuk induk betina yang sudah matang
gonad, secara fisik ditandai dengan perut yang membesar dan lembek, tonjolan
alat kelamin membulat dengan warna merah keungu-unguan dan tampak membesar,
bila dilihat secara kasat mata warna telur terlihat hijau tua bening atau
coklat kehijau-hijauan, tulang kepala agak meruncing, gerakannya lamban. Sedangkan
induk jantan ditandai dengan
warna tubuh yang lebih mencolok dari betina yaitu terlihat kemerah-merahan pada
bagian sirip punggung (dorsal), dengan bentuk genital yang meruncing dan
memanjang melebihi ujung sirip anal yang letaknya berdekatan dengan anus,
tulang kepala lebih mendatar (pipih) dibanding induk betina, perut tetap
ramping dan gerakannya yang lincah. Jika diurut secara perlahan pada bagian
kelaminnya, akan mengeluarkan cairan putih susu yang kental, cairan itulah yang
dinamakan sperma.
Contoh induk yang sudah siap dipijah
Untuk yang berikutnya persilangan, untuk proses
persilangan ini saya biasanya lakukan sore hari. Kenapa saya memilih sore
hari??? Karena lele butuh ketenangan saat memijah, pemijahan sering terjadi
pada jam 00.00-04.00 WIB atau menjelang subuh. Dan telur yang sudah keluar dari
perut induk akan menetas dalam kurun waktu 2 hari pada musim penghujan, kalau
saat musim kemarau bisa lebih lama untuk penetasannya. Setelah menetas ± 4 hari
atau setelah cadangan makanan habis diberi makan alami berupa cacing sutera
atau bisa diganti dengan kuning telur+madu. Pemberian cacing tersebut selama 15
hari atau ditandai dengan benih ikan sudah mulai naik turun. Untuk makanan
berikutnya feeng li (tepung udang) pada umur 15-22 hari, berlanjut umur
22-pemanenan sudah bisa diberi pakan pelet mulai dari jenis terkecil pf-500
sampai paling besar (781-1). Sekian share dari saya……. mudah-mudahan bermanfaat
bagi agan-agan yang ingin berwirausaha …………………………^_^……………………………