Sabtu, 08 Februari 2014

Utaang Zoo Nyauur....!!!


“Hutang Piutang”......... BUDAYAKAH???
Gali lubang tutup lubang

 Hutang piutang merupakan suatu hal yang sering dilakukan bahkan setiap hari dilakukan oleh sebagian orang.  Kita ambil contoh kecil saja ibu-ibu yang setiap hari hutang belanjaan keperluan dapur di pedagang sayur keliling setiap pagi. Selain itu banyak juga kebiasaan hutang piutang ini dilakukan para anak remaja, pengusaha-pengusaha, bahkan orang-orang berpangkat. Hutang merupakan kegiatan atau lebih akrab kita bilang “kebiasaan” yang sudah meluas di segala plosok negeri dan dapur-dapur tetangga. Karena terlalu seringnya kita bergantung pada uang/ barang hutangan, maka itu akan menjadi kebiasaan yang sulit untuk dihindari.
Dengan demikian apakah benar Hutang piutang itu BUDAYA??? dan orang yang melakukan dikatakan BUDAYAWAN???
Bukan, itu jawaban yang sekiranya benar pak anam....., budaya merupakan hasil cipta, rasa dan karsa manusia yang dilakukan secara sadar dalam kehidupan bermasyarakat. Sedangkan hutang piutang merupakan kebiasaan mengharapkan adanya orang lain (ketergantungan) terhadap suatu hal. Terlebih orang yang berhutang, mereka selalu berfikir bisa mengembalikan apa yang mereka pinjam (hutang) padahal jalan hidup tak semudah yang kita bayangkan,  mungkin uang yang akan kita gunakan untuk membayar hutang lenyap untuk kebutuhan lain.

Tips merubah Pola Pikir, Sikap dan Kebiasaan Hutang
• Putuskan untuk hidup sederhana dan hidup sesuai kemampuan. Langkah pertama dalam melunasi hutang yang melilit adalah dengan mengatur supaya pengeluaran lebih kecil dari penghasilan. Contohnya, kurangi makan diluar, beli barang dengan kualitas sama dengan harga yang lebih murah, dan mengambil langkah-langkah lain untuk mengendalikan pengeluaran.
• Belajarlah untuk menghindari hutang yang tidak produktif. Hutang konsumtif yang berlebihan merupakan beban berat yang dialami oleh banyak orang. Jika Anda adalah pengguna kartu kredit, Anda dapat menghindarinya dengan hanya berbelanja barang-barang sesuai kebutuhan, tentunya dengan mempertimbangkan penghasilan Anda sebelumnya.
• Berhenti berpikir, “semua akan baik-baik saja.” Banyak orang meyakini bahwa mereka akan selalu mampu melakukan pembayaran hutang mereka. Oleh karena itu, mereka tidak membeli asuransi kredit. Ini bukan tindakan yang bijaksana karena asuransi kredit akan melakukan pembayaran jika Anda kehilangan pekerjaan atau berhenti bekerja karena kecelakaan. Asuransi kredit menjaga Anda dari hutang yang membengkak ketika Anda tidak memiliki penghasilan untuk membayar hutang.

Sabtu, 01 Februari 2014

"Blitar Cuy_



“Telonan (Tiga Bulanan) _Ala Blitar_”

  
Di Indonesia banyak sekali ragam upacara atau tradisi selamatan yang ada di setiap plosok negeri, terutama di pulau Jawa. Telonan, mungkin sudah tidak asing lagi di telinga kita, acara yang sering dilakukan oleh orang yang tinggal di Jawa untuk mendo’akan atau lebih akrab kita sebut “nylameti”. Acara telonan biasanya pada saat masa kehamilan berusia 3 bulan atau lebih tepatnya pada waktu bayi berumur 3 lapan (3 x 35 hari = 105 hari) dan dilaksanakan tepat pada hari lahir (weton) anak tersebut.  Dan syarat yang harus ada pada acara telonan ini adalah nasi ambeng yang akan dibagi-bagikan kepada tetangga, sebelum dibagikan ada do’a bersama yang akan dipimpin oleh sesepuh di desa tersebut.
Telonan yang sering kita jumpai di tengah-tengah masyarkat adalah teradisi masyarakat Hindu. tradisi ini dilakukan dalam rangka memohon keselamatan anak yang ada di dalam rahim (kandungan). tradisi ini biasa disebut Garba Wedana [garba : perut, Wedana : sedang mengandung]. Selama bayi dalam kandungan dibuatkan tumpeng selamatan Telonan.
Bagaimana pandangan dari berbagai narasumber yang ada di masyarakat, dan bagaimana hukum telonan tersebut menurut agama islam dan anggapan bagi penduduk sekitar. Berikut pemaparan dari beberapa ahli;
Mbah yahmi: kalau acara telonan tujuannya untuk selamatan dan sebagai tanda ijin kepada leluhur (yang meninggal terdahulu) bahwa akan lahir seorang jabang bayi di dunia. Mbah Yahmi juga menegaskan bahwa tidak ada unsur lain dalam acara telonan selain selamatan (syukuran) telah diberikannya momongan.
Pak Narko: bahwa dalam acara telonan tidak perlu diadakan upacara siram kembang atau yang menyimpang dari ajaran islam. Jadi menurut pak Narko do’a dan niatkan selamatan sebagai shodaqoh. jika selamatan kehamilan tersebut disertai dengan keyakinan akan membawa keselamatan dan kebaikan, dan sebaliknya jika tidak dilakukan akan menyebabkan bencana atau keburukan, maka keyakinan seperti itu merupakan kemusyrikan. Karena sesungguhnya keselamatan dan bencana itu hanya di tangan Allah Subhanahu wa Ta’ala semata.
Pak Muryani: singkat saja, telonan merupakan perwujudan rasa syukur kepada Alloh, karena akan diberikan anak dan artikan selamatan sebagai do’a dan syukur.

A.   Aksiologi : Posisi tradisional pada aksiologi adalah bahwa ilmu pengetahuan harus bebas dari nilai. Dalam aksiologi ilmu pengetahuan, pertanyaan yang masih diperdebatkan adalah bukan mengenai apakah, nilai harus mempengaruhi teori dan penelitian, melainkan bagaimana nilai harus mempengaruhi keduanya. Dalam hal ini acara telonan sudah banyak dilakukan dimana-mana dan berbeda-beda cara melakukan telonan sesuai daerah masing-masing, tapi pada intinya sama, yaitu bersyukur pada Yang Maha Kuasa.
B.   Epistemologi adalah tuntunan-tuntunan (berupa pertanyaan) yang mengantar kita untuk mendapatkan suatu pengetahuan. Dalam acara tradisi telonan ini tidak hanya mandi kembang atau kenduri masih banyak cara lain. Yang terpenting disini adalah bertujuan untuk mensyukuri nikmat dan do’a untuk keselamatan.
C.   Ontologi adalah studi mengenai sesuatu yang ada atau tidak ada, atau dengan kata lain ontologi membicarakan/mempelajari realitas. Kata telonan saat ini sudah tidak lagi banyak terdengar dimana-mana, misalnya saja di daerah perkotaan. Telonan sekarang lebih simpel dan lebih cepat, para ibu-ibu cukup masak di rumah dan kemudian masakan atau nasi kenduri di bagikan (di antar ke rumah-rumah), tidak perlu diadakan kenduri dan do’a bersama tetangga terdekat. Cukup berdo’a sekeluarga saja. 


Nama           : Moh. Wafa Jauhari
Nim               : 111 055 400 30
FAKULTAS   : SOSPOL 
PRODI          : Ilmu Komunikasi

The Croods



The Croods



Film "The Croods" berkisah tentang Grug, sosok ayah yang kerap menakut - nakuti keluarganya dengan cerita - cerita seram tentang betapa bahayanya dunia di luar sana.
Ketakutan berlebihan Grug itu akhirnya membuat lima anggota keluarganya tak pernah melihat tempat lain selain gua tempat mereka tinggal. Hingga suatu ketika, Eep, putri Grug yang berjiwa petualang dan selalu haus tantangan, mencoba untuk kabur.
Tak lama setelah Eep meninggalkan gua, tanpa disangka terjadilah bencana besar yang menghancurkan kediaman mereka itu. Mau tak mau, Grug beserta anggota keluarganya, Ugga, Gran, dan Thunk. harus mengikuti Eep untuk mencari lokasi tempat tinggal yang baru.
Namun, sebagai keluarga prasejarah pertama yang pernah ada, mereka sama sekali tak tahu mesti ke mana. Sekian lama hidup di dalam gua mengakibatkan The Croods "buta" akan kondisi dunia yang penuh dengan makhluk-makhluk hidup liar.
Sekian lama, mereka terus berpetualang dengan penuh kebingungan. Sampai kemudian, mereka bertemu dengan Guy (Ryan Reynolds). Lewat bantuan anak pengembara yang sok tahu plus usil itu, Croods family belajar untuk menaklukkan ketakutan mereka dan menemukan kebutuhan untuk bertahan hidup satu sama lain.