“Hutang
Piutang”......... BUDAYAKAH???
Gali lubang
tutup lubang
Hutang piutang merupakan suatu hal
yang sering dilakukan bahkan setiap hari dilakukan oleh sebagian orang. Kita ambil contoh kecil saja ibu-ibu yang setiap
hari hutang belanjaan keperluan dapur di pedagang sayur keliling setiap pagi. Selain
itu banyak juga kebiasaan hutang piutang ini dilakukan para anak remaja, pengusaha-pengusaha,
bahkan orang-orang berpangkat. Hutang merupakan kegiatan atau lebih akrab kita
bilang “kebiasaan” yang sudah meluas di segala plosok negeri dan dapur-dapur
tetangga. Karena terlalu seringnya kita bergantung pada uang/ barang hutangan,
maka itu akan menjadi kebiasaan yang sulit untuk dihindari.
Dengan demikian apakah benar Hutang piutang
itu BUDAYA??? dan orang yang melakukan dikatakan BUDAYAWAN???
Bukan, itu jawaban yang sekiranya
benar pak anam....., budaya merupakan hasil cipta, rasa dan karsa manusia yang
dilakukan secara sadar dalam kehidupan bermasyarakat. Sedangkan hutang piutang
merupakan kebiasaan mengharapkan adanya orang lain (ketergantungan) terhadap suatu
hal. Terlebih orang yang berhutang, mereka selalu berfikir bisa mengembalikan
apa yang mereka pinjam (hutang) padahal jalan hidup tak semudah yang kita
bayangkan, mungkin uang yang akan kita
gunakan untuk membayar hutang lenyap untuk kebutuhan lain.
Tips merubah Pola Pikir, Sikap dan
Kebiasaan Hutang
• Putuskan
untuk hidup sederhana dan hidup sesuai kemampuan. Langkah pertama dalam
melunasi hutang yang melilit adalah dengan mengatur supaya pengeluaran lebih
kecil dari penghasilan. Contohnya, kurangi makan diluar, beli barang dengan
kualitas sama dengan harga yang lebih murah, dan mengambil langkah-langkah lain
untuk mengendalikan pengeluaran.
• Belajarlah
untuk menghindari hutang yang tidak produktif. Hutang konsumtif yang berlebihan
merupakan beban berat yang dialami oleh banyak orang. Jika Anda adalah pengguna
kartu kredit, Anda dapat menghindarinya dengan hanya berbelanja barang-barang
sesuai kebutuhan, tentunya dengan mempertimbangkan penghasilan Anda sebelumnya.
• Berhenti berpikir, “semua akan baik-baik
saja.” Banyak orang meyakini bahwa mereka akan selalu mampu melakukan
pembayaran hutang mereka. Oleh karena itu, mereka tidak membeli asuransi
kredit. Ini bukan tindakan yang bijaksana karena asuransi kredit akan melakukan
pembayaran jika Anda kehilangan pekerjaan atau berhenti bekerja karena
kecelakaan. Asuransi kredit menjaga Anda dari hutang yang membengkak ketika
Anda tidak memiliki penghasilan untuk membayar hutang.