Peluang Berwirausaha
Hai agan-agan.. gimana kabarnya hari
ini?? Semoga baik-baik saja dan tetap semangat!!, kemarin udah aku bagi tips
untuk membudidayakan lele sangkuriang. Sekarang kita sama-sama belajar menyulap
bibit lele menjadi lele siap jual (konsumsi). Mungkin sudah tidak asing lagi
bagi agan-agan mendengar kata “lele konsumsi” dan kata gagal juga sering kita
dengar!!
Kali ini saya akan bagi
pengalaman dengan agan-agan cara dan pengolahan lele konsumsi yang menghasilkan
dan bisa dibilang mudah dan menguntungkan. Pertama kita belajar mengenal habitat
lele lingkungan hidup lele adalah air
tawar. Meskipun air yang terbaik untuk memelihara lele ialah air sungai,
air dari saluran irigasi, air tanah dari mata air, maupun air sumur,
tetapi lele juga relatif tahan terhadap kondisi air yang menurut ukuran
kehidupan ikan dinilai kurang baik. Sebagai contoh, lele dapat hidup subur
di kolam penampungan air comberan maupun di sawah dengan air yang dangkal.
Pada dasarnya lele disebut binatang nokturnal artinya bersifat aktif pada
malam hari. Oleh karena itu, di siang hari lele lebih suka bersembunyi.
Beberapa hal yang
harus diperhatikan dan dipahami:
Gunakan
benih yang bagus, ciri: benih bergerak lincah naik turun dengan cepat, tubuh
atau kulit bersih tanpa luka, tidak menggantung, ukuran sama.
2.
Kualitas
pakan
Untuk
pakan harus tepat takaran, keseragaman
ukuran, nilai nutrisi, terutama berprotein tinggi dan kualitas. Pakan pelet yang saya gunakan ada 2
jenis; yaitu 781 karena mengandung protein tinggi dan berfungsi memberi bobot
pada ikan dan jenis LP yang berfungsi menambah panjang tubuh ikan. Untuk pakan tambahan bisa ayam tiren dan kecoa. Frekuensi
pemberian 2 kali sehari yaitu pagi dan sore.
3.
Vitamin
atau gizi tambahan
Untuk
mempercepat pertumbuhan dan menyingkat waktu pemanenan gunakan beberapa vitamin
dan gizi. Misalnya campur pelet dengan susu.
4.
Syarat
dan pengolahan air
Lebih
baik menggunakan air sumur, selain aman juga steril. Untuk air yang digunakan syaratnya harus:
a.
Suhu
air antara 20 derajat celcius – 30 derajat celcius. Suhu optimum 24-27 derajat
celcius.
b.
Kandungan
oksigen minimum 3 ppm.
c.
Kandungan
karbondioksida (CO2) di bawah 15 ppm, NH3 di bawah 0,005 ppm, NO2 0,25 ppm, dan
NO3 sekitar 250 ppm.
d.
Derajat
keasaman (pH) 6,5-8
5.
Cara
pengolahan
a.
Air
harus diganti atau dialirkan setiap hari sebanyak 3 kali (per 8 jam) selama 1-2
jam, tergantung tingkat kepadatan ikan.
b.
Berikan
probiotik setiap 3 hari sekali pada air kolam, untuk takaran sesuai lebar kolam.
6.
Cara
penebaran benih.
Benih
yang ditebar harus satu ukuran (seragam) karena menghindari kanibalisme antara
yang lebih besar kepada yang lebih kecil. Benih sebaiknya ditebar pada pagi
atau sore hari saat suhu air masih rendah. Suhu air yang rendah akan membantu
benih mengalami stress. Kepadatan benih dalam kolam adalah kurang lebih 200
ekor/m kubik air. Angka kepadatan ini termasuk kategori budidaya pembesaran
intensif. Pada musim kemarau gunakan daun pisang atau kelapa untuk menstabilkan
suhu pada air kolam.
7.
Panen
Panen bisa dilakukan setelah 50 hari.
Cepat kan agan-agan….